DISTRIBUSI
AYAM BROILER (PEDAGING)
Distribusi meliputi penyimpanan,
transportasi, pemeriksaan daging ayam, pengemasan, pelabelan, dan pemasaran.
A. Penyimpanan
Ayam
pedaging yang telah bersih dapat disimpan dalam kaleng kedap udara maupun
disimpan dalam frezer (lemari pendingin). Sebelum disimpan daging ayam
dipisahkan dengan jeroannya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu karkas saat
penyimpanan adalah temperatur, tingkat kebersihan karkas sebelum
disimpan, tempat penyimpanan, cara pemotongan / penanganan, dan bahan pengemas. Supaya karkas ayam tidak mudah rusak,
rasa dan nilai gizinya dapat dipertahankan, teknik penyimpanan bertujuan
melindungi konsumen dari berbagai reaksi senyawa yang dikandung karkas ayam,
akibat kontaminasi mikroba patogen yang dapat meracuni konsumen.
Teknik penyimpanan karkas ayam dibagi menjadi dua yaitu:
1)
Menggunakan suhu ruangan
Teknik
menggunakan suhu ruangan (-4)oc sampai 0oc dapat
mempertahankan dan melindungi karkas dari berbagai kontaminan berbahaya, mutu
fisik dapat dipertahankan, mutu gizinya tetap baik dan dapat menekan
pertumbuhan bakteri sehingga dapat memperpanjang daya simpan 1 - 3 bulan,
sedangkan pada suhu 5-10oc, masa simpannya 7-10 hari
2)
Pendinginan
Pendinginan adalah cara terbaik
untuk menyimpan daging dibanding penggunaan bahan kimia (contoh: Formalin) yang
justru dapat membahayakan kesehatan. Daging ayam yang telah dibeli sebaiknya segera diolah atau dimasak, jika
belum dimasak, disimpan di lemari pendingin (kulkas) atau freezer.
Jika daging hendak dibekukan, sebaiknya daging
dipotong-potong terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan, lalu disimpan dalam
kemasan tertutup yang bersih, diberi catatan tanggal pembelian sebelum
dimasukkan ke dalam freezer (di bawah - 18 ◦ C). Daging ayam tahan disimpan di kulkas (refrigerator)
hingga 1-2 hari, disimpan di freezer bisa tahan 3 bulan bila penyimpanannya
baik. Jangan menyimpan daging pada suhu ruanagn lebih dari 4 jam.
Penyimpanan karkas dingin sebaiknya
dibatasi dalam waktu yang relatif singkat, karena adanya perubahan-perubahan
kerusakan yang meningkat sesuai dengan lama waktu penyimpanan. Pembekuan pada karkas ayam bertujuan
untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jasad renik lainnya dan memperpanjang
daya simpan daging lebih lama.
B. Transportasi
Pada umumnya
lokasi produksi karkas ayam jauh dari konsumen, dengan jarak tertentu. Jarak
dan waktu tempuh akan memberikan konsekuensi terhadap perubahan sifat fisik,
kimia dan mikrobiologis sebagai satu indikator mutu dan keamanan pangan karkas
ayam. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mutu dan keamanan karkas selama
transportasi adalah: kondisi karkas, alat transportasi, waktu tempuh, dan suhu
ruangan/ lingkungan.
Dalam
pengangkutan karkas ayam, kondisi karkas harus ASUH (Aman Sehat Utuh dan
Halal),
alat transportasi yang digunakan harus tertutup (berupa boks) dan temperatur
ruangan harus (– 4o) - 0 oC, yang memungkinkan dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme selama transportasi. Waktu tempuh
transportasi yang singkat, tempat tertutup pada suhu ruang tersebut dapat
mempertahankan mutu dan keamanan karkas ayam.
Alat
transportasi yang dapat digunakan dalam proses pengangkutan ayam pedaging
dibagi 2 yaitu:
a. Pengangkutan
ayam yang masih hidup
Ayam yang masih hidup di masukkan
dalam keranjang-keranjang yang selanjutnya diangkut menggunakan mobil pick up.
Cara pengangkutan seperti ini biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
menengah keatas yang bergerak dalam peternakan ayam.
b. Pengangkutan
ayam yang telah dibersihkan
Ayam yang telah dibersihkan
dimasukkan dalam wadah tertutup dan diangkut dengan menggunakan sepeda motor.
Cara pengangkutan seperti ini biasa dilakukan pedagang yang menjual ayam di pasar.
Karena yang diangkut ayam yang telah bersih, maka tingkat kebersihan wadah
harus dijaga agar tidak merusak kualitas ayam.
C.
Pemeriksaan Daging Ayam
Pemeriksaan ditujukan untuk memastikan bahwa karkas atau organ dalam akan
diperdagangkan tidak akan mengganggu kesehatan konsumen. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan organ-organ dalam
kondisi karkas baik internal maupun eksternal.
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap
organ-organ dalam (usus, hati dan lain-lain) serta karkas secara keseluruhan
untuk melihat adanya penyimpangan warna, bengkak, pertumbuhan tidak normal
(tumor) serta penyimpangan yang lain.
D. Pengemasan
Karkas
ayam mudah terkontaminasi mikroorganisme dari tempat penyembelihan, alat-alat,
dan dari pekerja, sehingga karkas cepat rusak, dan menurunkan mutu, oleh karena
itu, untuk menghindari masuknya mikrorganisme pada karkas ayam perlu dilakukan
pengemasan dan pendinginan. Fungsi utama pengemasan adalah untuk melindungi
karkas dari kerusakan yang terlalu cepat, baik kerusakan fisik, perubahan kimiawi,
maupun kontaminasi mikroorganisme, dan untuk menampilkan produk dengan cara
yang menarik
Ayam
yang telah dibersihkan dapat dikemas dalam wadah dan ditutup dengan plastic
bening agar konsumen dapat melihat kualitas daging pada saat membelinya. Selain
itu, daging ayam yang telah dimasak juga dapat dikemas dalam bentuk makanan
kaleng yang kedap udara.
E.
Pelabelan
Label merupakan informasi mengenai identitas produk, identitas produsen,
serta petunjuk penggunaan produk bagi konsumen. Bagi produsen label dapat
menjadi sarana iklan dan promosi, sedangkan bagi konsumen label merupakan
informasi penting yang menjadi acuan untuk keputusan membeli atau tidak.
Informasi pada label kemasan primer minimal mencantumkan :
a. Nama produk
b. Merk dagang
c. NKV(Nomor Kontrol Veteriner)
d. Label halal
Informasi pada label kemasan sekunder minimal mencantumkan :
a. Nama produk
b. Merk dagang
c. Tanggal produksi
d. Nama dan alamat produsen
e. Berat bersih;
f. NKV (Nomor Kontrol Veteriner)
g. Label halal
h. Cara penyimpanan
F. Pemasaran
Pemasaran ayam
pedaging (broiler) dapat melalui berbagai cara, diantaranya:
·
Transaksi
dengan pembeli/pengepul
Untuk ayam
yang dijual dalam keadaan masih hidup, cara pemasarannya sebenarnya tidaklah
sukar. Sebagian besar peternakan ayam broiler biasanya sudah mempunyai koneksi
dengan pembeli atau pengepul yang akan mendatangi langsung peternakan setiap
kali masa panen, dan dalam jumlah yang sudah ditentukan. Pemasaran seperti
inilah yang paling banyak dilakukan peternak ayam, dan dikenal dengan sistem
jalur tunggal. Maksudnya, peternakan hanyalah bertugas memproduksi atau
menghasilkan ayam yang nantinya akan dijual kepada pengepul atau distributor.
Kelemahan dari transaksi dengan
pembeli/pengepul adalah :
a. Harga yang diterima oleh peternak jelas
akan di bawah harga eceran pasar,
mulai dari 10% hingga sekitar 25%.
b. Penghasilan atau keuntungan peternak
sangat tergantung dari harga beli yang ditawarkan oleh pengepul.
Solusi
dari kelamahan diatas adalah dengan cara menjalin koneksi dengan pengepul, bagi
peternak pemula yang baru menjalankan usaha, mereka cukup mencari tahu alamat
atau nama pembeli dari sesama peternak ayam broiler.
·Menjual langsung ke tempat pemotongan ayam
Sebagian
kecil peternak juga ada yang menjalin koneksi langsung dengan tempat pemotongan ayam, yang setiap
harinya akan memotong ayam dalam jumlah tertentu sesuai permintaan pelanggan
atau konsumen mereka. Hanya saja, pemasaran seperti ini hanya bisa dilakukan
oleh peternakan ayam skala kecil dengan jumlah produksi yang terbatas atau
sedikit. Untuk peternakan ayam broiler skala menengah ke atas, sistem pemasaran
seperti ini justru tidak efektif, akan menghambat kinerja maupun
produktivitas peternak itu sendiri.
·Menjual ayam yang sudah dipotong/siap diolah
Peternak dapat
menjual ayamnya dalam bentuk ayam siap diolah atau siap dimasak. Jadi, mereka
memotong sendiri ayam yang sudah dipanen, mencabuti bulu, membersihkan dari
kotoran, dan menyajikannya dalam kemasan ayam siap dimasak. Dengan cara ini,
peternak bisa memasarkanya mulai dari pedagang pengepul hingga ke pengecer
akhir atau bahkan konsumen akhir daging ayam itu sendiri. Jadi, alternatif
konsumennya akan lebih banyak, bergantung pada kemampuan dalam memasarkannya.
Hanya saja, untuk memasarkan ayam daging dalam kemasan siap dimasak ini
peternak harus mempunyai SDM atau tenaga kerja khusus untuk mengelola ayam,
mulai dari masih hidup hingga siap untuk dimasak. Selain itu juga dibutuhkan
berbagai peralatan dan properti tambahan, mulai dari alat pemotong dan
pengolah, ruangan khusus, hingga plastik kemasan.
G.
Pengolahan
Daging ayam broiler dapat diolah menjadi berbagai
bentuk makanan yang lezat, seperti ayam bakar, ayam kare, soto ayam, kripik
ceker dan lain sebagainya. Namun dalam proses pengolahannya kita juga harus
memperhatikan teknik pengolahan dan kebersihannya. Karena ayam pedaging
dikenal sebagai ayam yang kandungan
lemaknya tinggi, maka dalam proses pengolahan kulit ayam dilepas agar lemak
pada ayam tidak ikut dimasak. Selain itu dalam proses pemasakan ayam tidak
boleh terlalu lama dimasak karena ayam broiler mudah sekali empuk.
1 komentar:
tips menyimpan daging dengan benar dan tahan lebih lama menggunakan freezer gan :)
Posting Komentar